Menjadikan Baitul Mal Lebih Baik

  • Share this:
post-title

Oleh Arif Arham

Baitul Mal, baik di tingkat provinsi atau kabupaten/kota,  merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam menghimpun dan menyalurkan dana zakat dan infak, serta membina nazhir wakaf dan mengurus perwalian di Aceh. Sebagai lembaga yang memiliki peran penting dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Baitul Mal harus terus berupaya untuk meningkatkan kinerjanya dengan berbagai langkah yang tepat.

Langkah paling awal adalah meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam operasinya. Hal ini dapat dilakukan dengan menerbitkan laporan rutin tentang kegiatannya dan membuat catatan keuangannya tersedia untuk umum. Baitul Mal Aceh (BMA) misalnya, telah memiliki website baitulmal.acehprov.go.id yang aktif diperbaharui dengan berita, artikel, dokumen perencanaan, dan laporan kinerja secara berkala. Selain itu, media sosial juga dipakai untuk memberi informasi populer terkait pengumpulan dan penyaluran zakat dan harta keagamaan lainnya. Dengan demikian, kepercayaan publik terhadap Baitul Mal akan semakin meningkat dan dana umat itu dapat digunakan secara efektif.

Baitul Mal juga harus berupaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menghimpun dan menyalurkan bantuan untuk masyarakat. Caranya adalah dengan merampingkan prosedur operasinya dan menggunakan teknologi informasi untuk mengotomatisasi operasinya. Penggunaan QRIS dalam pengumpulan zakat, misalnya, dapat memudahkan nasabah perbankan untuk menunaikan kewajibannya. Begitu pula dalam hal penyaluran zakat. Keterbukaan yang diharapkan sebagaimana disebut pada langkah awal tadi akan terbantu dengan pemanfaatan website atau media sosial untuk pengumuman dan pendaftaran calon mustahik (penerima manfaat zakat). Alhasil, dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas, biaya dapat dikurangi dan pengumpulan serta distribusi zakat dapat dilakukan dengan lebih cepat, tepat dan dengan jangkauan yang luas.

Perluasan jangkauan dan keterlibatan Baitul Mal dengan masyarakat dalam melaksanakan tugas pengumpulan dan edukasi zakat, infak dan wakaf dapat dilakukan dengan memperbanyak Unit Pengumpulan Zakat (UPZ) di instansi pemerintah dan badan usaha. Untuk wakaf dapat berupa pembinaan atau bimbingan teknis nazhir. Sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya zakat, infak, dan wakaf juga harus dilakukan secara berkala. Masyarakat perlu tahu bahwa Baitul Mal tidak hanya memberi bantuan biasa (charity), tapi juga bantuan produktif untuk memberdayakan mereka yang lemah secara ekonomi. Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat harta agama yang dikelola Baitul Mal,  penghimpunan zakat, infak, dan wakaf diharapkan dapat meningkat dan manfaatnya dapat dirasakan oleh lebih banyak orang.

Hal lain yang perlu dilakukan oleh Baitul Mal di seluruh Aceh adalah mengembangkan kemitraan dengan organisasi lain yang memiliki tujuan yang sama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Misalnya, Baitul Mal dapat bermitra dengan panti asuhan setempat untuk memberikan dukungan keuangan dan membantu operasional panti asuhan sehari-hari. Kemitraan juga bisa pada pendampingan mustahik untuk program pendidikan, pengembangan usaha individu atau komunitas (gampong/kelompok), dan sebagainya. Kerja sama dengan organisasi lain menjadikan sumber daya dapat dimanfaatkan secara lebih efektif, dampak yang dihasilkan akan lebih besar, dan jangkauan layanan Baitul Mal pun akan lebih luas.

Untuk para amil, Baitul Mal harus menciptakan budaya yang mendukung mereka supaya lebih inovatif dan berinisiatif. Caranya adalah dengan memberikan kesempatan pelatihan dan pengembangan sesuai tugas harian mereka. Tugas pengumpulan membutuhkan amil yang cakap dalam penulisan berita, pemasaran, desain grafis, fotografi, akuntansi, dan lain-lain. Pengelolaan wakaf membutuhkan orang yang memiliki kompetensi kenazhiran atau Certified Waqf Competent (CWC). Begitu pula penyaluran zakat dan infak yang membutuhkan amil dari berbagai latar keilmuan sesuai dengan kebutuhan program pemberdayaannya. Dengan demikian, talenta terbaik dapat ditarik dan dipertahankan serta ide-ide baru dapat muncul untuk meningkatkan kinerja organisasi.

Langka-langkah lain dapat ditambahkan sesuai kebutuhan. Setidaknya, dengan melaksanakan langkah-langkah di atas saja, Baitul Mal dapat diharapkan memiliki kinerja yang lebih baik dan memberikan dampak yang lebih besar bagi kehidupan masyarakat Aceh.*

Tags: